Tugas ISD "Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan"
BAB
II
PENDUDUK MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN
1.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
penduduk yang semakin cepat, mendorong pertumbuhan aspek aspek kehidupan yang
meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan itu
maka bertambahlah system mata pencaharian hidup dari homogeny menjadi kompleks.
Karena manusia
mempunyai kelebihan dalam kehidupannya, manusia dapat memanfaatkan dan
mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah
terungkap pada perkembangan dan kebudayaan, baik kebudayaan rokhaniah ataupun
kebendaan.
Akibat dari
perkembangan kebudayaan ini telah merubah cara berpikir manusia dalam memenuhi
kebutuhannya.
Sehubungan dengan
hal tersebut dalam pokok bahasan ini akan ditelaah megenai pertumbuhan penduduk
perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata sebagai akibat
perkembangan kebudayaan.
2.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan
penduduk merupaka salah satu factor yang penting dalam masalah social ekonomi
umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena disamping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga
akan berpengaruh trhadap kondisi social
ekonomi suatu daerah atau Negara bahkan dunia.
Misal : dengan
bertambahnya berarti harus bertambah pula persediaan makanan, perumahan,
kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah, sampah dari sisa produksi ataupun
kebutuhan manusia dan sebagainya.
Disamping itu
apabila pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasiitas
diatas akan menimbulkan masalah-masalah. Misalnya akan bertambah tingginya
angka pengangguran, semakin meningkatnya tingkat kemiskinan, banyak anak usia
sekolah yang tidak tertampung serta timbulnya berbagai kejahatan atau
kriminalitas lain.
Adapun
perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan
perkiraan sampai tahun 2006 adalah sebagai berikut.
Perkembangan Penduduk Dunia Tahun 1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
1930
1960
1975
1987
1996
2006
|
1 milyard
2 milyard
3 milyard
4 milyard
5 milyard
6 milyard
7 milyard
|
-
1 %
1,7 %
2,2 %
2 %
2 %
2 %
|
Sumber : Iskandar N,
Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.
Waktu
penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun.pertambahan
penduduk di suatu daerah atau Negara pada dasarnya dipengaruhi oleh
factor-faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fortalitas)
3. Migrasi
Di dalam pengukuran
demografi ketiga factor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate
ialahkejadian dari peristiwayang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya
perbandingan ini dinyatakandalam tiap 1000 penduduk.
1. Kematian (Mortalitas)
Ada beberapa
tingkat kematian . akan tetapi disini hanya dijelaskandua jenis tingkat
kematian saja yakni :
a. Tingkat Kematian Kasar (Crued Death
Rate/CDR)
Tingkat kematian
kasaradalah banyaknyaorang yang meninggalpada suatu tahun perjumlah penduduk
pertangahantahun tersebut. Secara dinyatakantiap 1000 orang.
b. Tingkat
Kematian Khusus (Age Spesific Death Rate/ASDR)
Karena tingkat
kematian itudipengaruhi oleh beberapa factor antara lain umur, jenis kelamin,
pekerjan. Umpama laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih
besaruntuk mati dari pada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada
di medan peranglebih besar kemungkinan untuk mati dari pada istri mereka yag
sedang erada di rumah.
Karena perbedaan
resiko kematian tersebut maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Age
pecific Death Rate). Dengan tingkat kematian inimenunjuka hasil yang lebih
teliti. Karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur
tertentu 1000 penduduk pada kelompok umur yang sama.
2. Fertilitas (Kelahiran Hidup)
Pengukuran
Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal inidisebabkan
adanya alas an sebagai berikut :
1)
Sulit memperoleh angka statistic lahir hidup
karena banyak bayi-bayi yang meninggal
beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran
atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2)
Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari
seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali)
3)
Makin tua umur wanita tidaklah berarti , bahwa
keungknan mempunyai anak makin menurun.
4)
Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan
satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah aing yang
kedua-duanya diterjamahkan sebagai kesuburan.
a. Facundity (Kesuburan)
Fecundity adalah lebih diartikan
sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempuyai anak.
b. Fertility (Fertilitas)
Fertilitas adalah jumlah kelahiran
hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita . Yang dimaksudkan kelahiran
hidup adalah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan misalnya : bernafas,
bergerak, denyut jantung dan sebagainya. Pengukuran fartilitas selalu
didasarkan atas jumlahkelahiran hidup dalam kelompok penduduk pada periode
tertentu. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu kelompok penduduk erat
hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi,
pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan
ekonomi.
Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR).
Tingkat kelahiran kasar adalah
jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk
pada oertengahan tahun tersebut.
General Fertility Rate/GFR (Angka Kelahiran
Umum)
GFR adalah angka yang menunjukkan jumlah
kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara
15-45 tahun.
Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini
diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif/subur.
Age Spesific Fertility Rate/ASFR (Tingkat Kelahiran Khusus)
ASFR menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita
yang berada pada kelompok umur 15-45 tahun. Ukuran ini lebih baik dari pada
ukuran diatas, karena pengaruh daripada variasi kelompok umur dapat
dihilangkan. Oleh karena itu ada yang jelas mengenai fertilitas dalam tiap
kelompok interval 5 tahun.
3.
Migrasi
Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam
ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah
lain dalam dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian mobilitas lebih luas
daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan territorial secara
permanen dan sementara. Sedangkan migrasi bila dikaitkan dengan unsure waktu di
tempat yang baru misalnya minimal 6 bulan atau 1 tahun. Sedangkan bagi mereka
yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut disebut
melakukan mobilitas sirkuler.
Migrasi ini adalah merupakan akibat dari
keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dn keadaan
alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang
mendukung penduduk di daerah tersebut.
Langkah-langkah seseorang imigran dalam
menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau kawasan (areal) lain
terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dulu factor-faktor sebagai berikit :
-
Persediaan
sumber daya alam
-
Lingkungan
social budaya
-
Potensi
ekonomi
-
Alat
masa depan
Macam-macam Migrasi
Berikut adalah macam-macam migrasi :
·
Emigrasi adalah perpindahan penduduk
dari suatu negara ke negara lain.
·
Imigrasi adalah masuknya penduduk ke
dalam suatu daerah Negara tertentu.
·
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
·
Transmigrasi adalah perpindahan
penduduk antarpulau dalam suatu negara.
·
Remigrasi adalah kembalinya penduduk
ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
A. Proses Migrasi
Proses Migrasi Penduduk dari Asal ke
Daerah Tujuan :
·
Dalam memilih daerah tujuan para
imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
·
Kurangnya kesempatan kerja didaerah
asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan
seseorang melakukan mobilitas penduduk
·
Informasi yang positif dari sanak
saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting
dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
·
Informasi yang negatif yang dating
ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
·
Makin besar pengaruh daerah perkotaan
terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
·
Makin tinggi pendapatan seseorang,
makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
·
Seseorang akan memilih daerah tujuan
dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
·
Migrasi masih akan terjadi apabila di
suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
·
Orang yang berumur muda dan belum
berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah
berusia lanjut dan berstatus kawin
·
Makin tinggi pendidikan seseorang,
makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
B. Akibat Yang Disebabkan Migrasi
Berikut ini adalah akibat yang
disebabkan oleh migrasi :
1.
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap
Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap
ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat
menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun
sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja
menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
2. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men
ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi
atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan
kesehatan masyarakat.
3. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya
makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
Pencemaran Lingkungan. Pencemaran
atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas
manusia.
C. Tiga Jenis Struktur Penduduk
Jumlah Penduduk : Urbanisasi,
Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
Persebaran Penduduk : Kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah
mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah
kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
E. Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan adalah
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda
dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai
indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara
apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin
tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
3.
KEBUDAYAAN
DAN KEPRIBADIAN
A.
Pertumbuhan dan
Perkembangan Kebudayaan Dan Kepribadian di Indonesia
Kata kebudayaan
berasal dari kata sanskerta buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal (Ihsan, 2010:245). Dengan demikian ke-budaya-an dapat
diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Arkeologi adalah ilmu yang
mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil
penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah
Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah
dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman batu dan zaman logam.
A. Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam
dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan
tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
a. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (palaeolitikum)
disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara
kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya,
periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya
masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang
merupakan patokan zaman ini, yaitu:
- Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
- Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo
Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara
lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang
binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas
makanan)
b. Zaman Batu Tengah
1. Ciri zaman Mesolithikum:
§
Nomaden dan masih melakukan food
gathering (mengumpulkan makanan)
§
Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama
dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
§
Ditemukannya bukit-bukit kerang di
pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
§
Alat-alat zaman mesolithikum antara
lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu
penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
§
Alat-alat diatas banyak ditemukan di
daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
§
Alat-alat kebudayaan Mesolithikum
yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche
antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan
alat-alat dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
§
Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak
genggam dari Kjoken Mondinger)
§
Bone-Culture (alat kebudayaan dari
Tulang)
§
Flakes Culture (kebudayaan alat
serpih dari Abris Saus Roche)
3.
Manusia pendukung kebudayaan
Mesolithikum adalah bangsa Papua—Melanosoid
c. Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda
(neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis
sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
Kapak persegi, misalnya beliung,
pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa, Perhiasan (gelang dan kalung dari
batu indah) ditemukan di Jawa, Pakaian dari kulit kayu Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo
(Sunda) Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria),
Austro-Asia (Khamer-Indocina)
d. Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman
megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:
Menhir: tugu batu yang dibangun untuk
pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang.
Dolmen: meja batu tempat meletakkan
sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang, Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)
Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat
Kubur batu: peti mati yang terbuat
dari batu besar yang dapat dibuka-tutup
Arca/patung batu: simbol untuk
mengungkapkan kepercayaan mereka
B. Zaman Logam
Pada zaman Logam
orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu.
Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang
diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan
batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut
a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam
masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
Zaman logam ini dibagi atas :
a. Zaman
Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut
juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba
sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga
diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini
antara lain :
Kapak Corong (Kapak perunggu,
termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali,
Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai
maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti Benjana Perunggu ditemukan di Madura
dan Sumatera. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa
Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
b. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat
melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.
Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu
sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara
lain:
§
Mata Kapak bertungkai kayu
§
Mata Pisau
§
Mata Sabit
§
Mata Pedang
§
Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di
Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
Zaman logam di Indonesia didominasi
oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu.
Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya
seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada
zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman
logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang
menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan
megalitikum justru pada zaman logam.
B. Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
A. Kebudayaan Hindu
& Budha
Berkat hubungan dagang dengan
negara-negara tetangga maupun dengan yang lebih jauh seperti India, Tiongkok,
dan wilayah Timur tengah, di Indonesia pun mulai berkembang kerajaan-kerajaan
Hindu dan Budha. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh
Masehi (sekitar abad ke 2 sampai abad ke 4), dibawa oleh para musafir dari
India antara lain Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan
Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir
Budha Pahyien.
Agama Budha sendiri mulai masuk ke
Indonesia pada sekitar abad ke-5. Agama Budha sendiri dikemudian hari
berkembang lebih pesat, dikarenakan dalam agama Budha tidak menghendaki adanya
kasta-kasta dalam masyarakat.
Kedua agama tersebut tumbuh dan
berkembang secara berdampingan secara damai. Kebudayaan Hindu dan Budha
beralkulturasi dengan kebudayaan asli Indonesia yang sebelumnya telah ada. Masa
kedua agama tersebut ditandai dengan munculnya banyak kerajaan-kerajaan di
Nusantara. Berikut adalah daftar kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang ada di
Nusantara :
Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan :
Kerajaan Kutai
Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa :
Kerajaan Salakanagara (150-362), Kerajaan Tarumanegara (358-669), Kerajaan
Sunda Galuh (669-1482), Kerajaan Kalingga, Kerajaan Mataram Hindu, Kerajaan
Kadiri (1042 - 1222), Kerajaan Singasari (1222-1292), Kerajaan Majapahit
(1292-1527).
Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra :
Kerajaan Malayu Dharmasraya, Kerajaan Sriwijaya.
Baik penganut agama Budha dan Hindu
sama-sama melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra, seperti
tercermin dalam bangunan/arsitektur, relief-relief yang dibuat dalam dalam
candi-candi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Candi-candi yang dimaksud
diantaranya : Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah), Badut,
Kidal, Jago, Singosari (Jawa Timur). Candi Borobudur sendiri adalah candi
terbesar dan termegah di Asia Tenggara.
B. Kebudayaan Islam
Pada abad ke 11, diperkirakan agama
Islam telah masuk ke Indonesia, khususnya daerah Jawa dan Sumatra. Hal ini
ditandai dengan ditemukannya makam dari seorang wanita islam di kota Gresik.
Islam sendiri masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, di bawa oleh para
saudagar-saudagar yang berasal dari Timur Tengah. Karena Islam masuk dengan
damai tanpa adanya pemaksaan, Islam pun dengan cepat dapat berkembang di
Indonesia.
Bersamaan dengan makin surutnya
kejayaan Majapahit di Nusantara pada abad ke-15, muncullah kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan Malaka di
Semenanjung Malaka, kerajaan Aceh di Ujung Pulau Sumatera, kerajaan Banten di
Jawa Barat, kerajaan Demak dipesisir Utara pulau Jawa Tengah.
Persebaran Islam di Indonesia,
khususnya di jawa sebagian besar dilakukan oleh wali songo.
"Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga,
Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat
yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila
tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa
dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni
Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta
Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu
masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru:
mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian,
kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Era Walisongo adalah era berakhirnya
dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan
Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa.
Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat
besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap
kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat
"sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Sekarang agama islam telah menjadi
agama terbesar di Indonesia, dengan persentase sekitar 90% warga Indonesia
memeluk agama Islam. Bahkan Indonesia sekarang adalah negara dengan jumlah
pemeluk agama Islam di dunia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan islam
adalah pemberi saham yang besar dalam perkembangan kebudayaan dan kepribadian
bangsa.
C. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi
warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia
ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa
Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut
dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul
bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama,
dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang
dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum
pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan
UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang
kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
.png)
0 komentar: