Tulisan "ISD Sebagai Salah Satu MKDU"
BAB I
ISD SEBAGAI SALAH SATU MKDU
TULISAN
Dalam bersosialisasi, tiap orang
punya cara sendiri. Hal itu lagi-lagi tergantung pada kepribadian masing-masing
orang. Kepribadian yang ekstrovert (terbuka) jelas lebih mudah bersosialisasi
ketimbang yang introvert (tertutup). Akan tetapi kalau melihat tipe kepribadian
KSMP atau DISC, maka yang sanguin atau influence tampaknya bakal lebih mudah
menjalin hubungan dengan lebih banyak orang.
Di sini juga terletak apa yang
dinamakan defence mechanism. Secara teoretis, dalam psikologi pengertiannya
adalah suatu sistem mekanisme yang bekerja ketika ”aku” atau ”ego” terserang.
Batasan terserang inilah yang membuat munculnya apa yang disebut ”ranah
privat”. Dalam ”ranah privat”, individu menyimpan rapat-rapat apa pun yang ada
di dalamnya dan tidak boleh seorang lain pun tahu tanpa seizinnya.
Nah, saat bersosialisasi, tentu
kita akan membuka diri kepada orang lain untuk masuk ke dalam ranah privat
kita. Karena selain memperkenalkan diri, tentunya kita akan memberikan cara
bagi orang yang menjadi lawan bicara untuk dapat mengontak kita di kemudian
hari. Makin sempit ranah privat seseorang, makin aman dia dalam kehidupannya.
Artinya, ia tidak memiliki ”rahasia hidup” yang harus disembunyikannya
sedemikian rupa.
Orang yang mudah bersosialisasi
juga berarti pribadi yang berpikiran terbuka (open mind), memiliki rasa
toleransi tinggi sehingga sanggup menerima perbedaan, dan tentunya mudah
menerima hal baru. Dengan demikian, ia akan dapat dengan ringan menjalin
hubungan baru karena dalam hidupnya segala sesuatu ’baik-baik saja’.
Harus diingat, ’baik-baik saja’
bukan berarti ’tidak ada masalah’, namun yang bersangkutan mampu menanganinya
dengan baik. Secara internal, kejiwaannya sehat sehingga defense mechanism-nya
bekerja minimal. Memang, tidak ada hidup yang sempurna. Semua pasti punya
masalah pribadi. Namun bagi yang berpribadi kuat dan berjiwa sehat, masalah
pribadi itu tidak sampai mengemuka ke ranah publik.
Artinya, ia tidak perlu
membawa-bawa masalah di rumah ke kantor misalnya. Ini tentu akan berimbas pada
sifat profesional yang antara lain terwujud dengan sikap menghargai orang lain.
Namun di atas itu semua, ia justru lebih menghargai diri sendiri dengan
proporsi sepantasnya. Karena bila berlebihan maka ia lantas jatuh lagi pada
penyakit kejiwaan lain yaitu narcissisme.
Manfaat bersosialisasi tentu
banyak, karena bagaimanapun kita sebagai manusia memang membutuhkan orang lain.
Akan tetapi, kerap kali dalam hidup kita dapati orang-orang yang tidak mau
bersosialisasi. Mereka seolah tidak membutuhkan orang lain. Padahal, sebenarnya
itu mereka lakukan karena takut masalah pribadi mereka yang disimpan rapat di
ranah privatnya terekspos ke ranah publik.
Di sini kita sering lupa, bahwa
kita sendiri sebenarnya berhak menentukan sampai seberapa jauh orang lain dapat
masuk ke ranah privat kita, tanpa harus menghindarinya sama sekali. Karena bila
kita menolak sama sekali orang lain masuk, maka kita menjadi makhluk asosial
yang aneh. Dengan pengertian itu, maka seharusnya kita tahu bahwa orang lain
yang terhubung ke kita memiliki tingkatan. Ada yang kita anggap bak saudara
sendiri, sahabat, karib, teman dekat, teman kantor, teman organisasi, teman
bisnis, teman biasa, teman masa sekolah, pacar, pasangan hidup, temannya teman,
atau sekedar pernah ketemu. Bahkan di era web 2.0 itu muncul lagi istilah teman
virtual atau teman di dunia maya. Ada teman chatting, teman Friendster atau
teman FaceBook. Bisa juga ada kategori teman tapi mesra, hehehe.
Itu semua sebetulnya cuma
menunjukkan kalau kita sejatinya bisa punya banyak kategori teman. Tapi mereka
yang asosial rupanya beranggapan hanya ada satu jenis teman dan itu berbahaya
karena akan masuk ke ranah privat mereka. Padahal, bersosialisasi akan
memudahkan membentuk jejaring. Dan mereka yang pandai berjejaring, bisa
dipastikan lebih mudah meraih kesuksesan dalam hidup.
Teman atau jaringan yang kita
punya akan menolong kita tanpa pamrih. Kalaupun ada imbalan yang diberikan,
sifatnya mutualisme atau sama-sama untung. Dalam segala hal di kehidupan, makin
banyak teman maka akan makin mudah seseorang mencapai kebutuhannya. Misalnya
saja saat butuh tiket pesawat murah, kalau punya teman di maskapai penerbangan
atau agen perjalanan tentu Anda akan dibantu mencarikannya tanpa jasa tambahan.
Anda bisa mencari sendiri contoh-contoh semacam itu. Itulah antara lain manfaat
bersosialisasi dan berjejaring.
0 komentar: