Tugas ISD "Prasangka, Diskriminasi, dan Entosentrisme"
BAB 10
PRASANGKA,
DISKRIMINASI, DAN ENTOSENTRISME
A. PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Sikap yang negatif
terhadap sesuatu, disebut
prasangka. Tidak sedikit orang-orang
yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Mengapa terjadi
perbedaan cukup menyolok? Tampaknya kepribadian dan
intelekgensia, juga faktor lingkungan cukup
berkaitan dengan munculnya prasangka.
Dalam kondisi
persaingan untuk mencapai akumulasi materiil tertentu, atau untuk
meraih status sosial
bagi suatu individu
atau kelompok sosial tertentu, pada suatu lingkungan/wilayah di mana
norma-norma dan tata hukum dalam kondisi goyah, dapat merangsang munculnya
prasangka dan diskriminasi dapat
dibedakan dengan jelas. Prasangka
bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjuk kepada suatu
tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan
diskriminasi seolah-olah menyatu, tidak dapat dipisahkan.
B. SEBAB –SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN
DISKRIMINASI
-
Berlatar belakang sejarah
Orang-orang kuli putih di Amerika Serikat
berprasangka negatif terhadap orang-orang
Negro, berlatar belakang pada
sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang
Negro berstatus sebagai budak.
-
Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio - kultural dan situasional
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari
suatu individu terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu
manakala terjadi penurunan status atau terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
oleh pimpinan Perusahaan terhadap
karyawannya.
-
Bersumber
dari faktor kepribadian
Keadaan frustrasi dari beberapa orang atau
kelompok sosial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah
laku agresif. Para ahli beranggapan
bahwa prasangka lebih dominan disebabkan
tipe tiepe kepribadian orang-orang
tertentu.
-
Berlatar belakang
dari perbedaan keyakinan, kepercayaan
dan agama
Bisa ditambah lagi dengan perbedaan
pandangan politik, ekonomi dan ideologi.
Prasangka yang berakar
dari hal-hal tersebut
di atas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang
bersifat universal. Beberapa diantaranya : Konflik Irlandia Utara-Irlandia
Selatan, Konflik antara golonganb keturunan Yunani-Turki di Cyprus dan perang
Iran-Irak berakar dari latar belakang adanya prasangka agama/kepercayaan agama.
C. DAYA UPAYA UNTUK MENGURANGI / MENGHILANGKAN
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
-
Perbaikan
kondisi sosial ekonomi
Pemerataan pembangunan dan usaha
peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia yang masih tergolong di
bawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial
anatar si kaya dan si miskin.
-
Perluasan
kesempatan belajar
Adanya
usaha-usaha pemerintah dalam
perluasan kesempatan belajar bagi
seluruh warganegara Indonesia, paling
tidak dapat mengurangi prasangka
bahwa program pendidikan, terutama pendidikan
tinggi hanya dapat dinikmati
oleh kalangan ma yarakat
menengah dan kalangan atas.
-
Sikap
terbuka dan sikap lapang
Harus selalu
kita sadari bahwa berbagai
tantangan yang datang
dari luar ataupun yang datang dari dalam negeri, semuanya akan dapat
merongrong keutuhan negara dan bangsa.
Kebhinekaan masyarakat berikut sejumlah nilai yang melekat, merupakan basis
empuk bagi timbulnya prasangka,
diskriminasi, dan keresahan.
D. ETNOSENTRISME
Setiap suku
bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus
menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan
sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nilai nilai yang
terkandung dan tersirat dalam kebudayaan tersebut.
Suku bangsa, ras
tersebut cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai salah ssesuatu yang
prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebaginya. Segala yang
berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai
sesuatu yang kurang
baik, kurang estetis,
bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya.
Hal-hal tersebut
di atas dikenal sebagai ETNOSENTRISME,
yaitu suatu kecendrungan yang
menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang
prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai
dan membedakannya dengan kebudayaan
lain.
Etnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial
yang universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak
sadar. Dengan demikian etnosentrisme merupakan kecendrungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau meni1ai kelompok lain dengan tolak ukur
kebudayaannya sendiri. Sikap
etnosentrisme dalam tingkah
laku berkomunikasi nampak
canggung, tidak luwes. Akibatnya
etnosentrisme penampilan yang
etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam berkomunikasi.
Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme pernah
dianut oleh orang orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya
superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-bangsa
lain sebagai inferior, lebih rendah,
nista dsb.
0 komentar: