Tugas ISD "Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan"

10:04 0 Comments

BAB VIII

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN



A.      ILMU PENGETAHUAN
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara  teratur,  yang  diperoleh  dengan  pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), di antaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi.
Untuk  membuktikan apakah  isi pengetahuan itu benar,  perlu  berpangkal pada  teori-teori kebenaran  pengetahuan.
-          Teori  pertama  bertitik  tolak  adanya hubungan  dalil, di mana pengetahuan dianggap  benar apabila  dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan  dengan dalil (proposisi) yang terdahulu.
-          Kedua, pengetahuan itu benar apabila  ada kesesuaian dengan  kenyataan.
-          Teori ketiga menyatakan, bahwa  pengetahuan itu  benar  apabila  mempunyai   konsekuensi praktis  dalam  diri  yang  mempunyai pengetahuan itu.
Untuk  mencapai  suatu  pengetahuan yang ilmiah  dan objektif  diperlukan sikap  yang bersifat ilmiah. Bukan  membahas tujuan ilmu, melainkan mendukung dalam mencapai tujuan ilmu itu sendiri, sehingga   benar-benar objektif, terlepas dari prasangka pribadi yang  bersifat subjektif. Sikap yang bersifat  ilmiah  itu  meliputi  empat  hal:
-          tidak ada perasaan  yang bersifat  pamrih  sehingga  mencapai  pengetahuan ilmiah  yang  objektif.
-          Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang  dihadapi supaya  didukung  oleh   fakta  atau   gejala, dan mengadakan  pemilihan terhadap hipotesis yang  ada.
-          Kepercayaan yang layak terhadap  kenyataan  yang   tak   dapat  diubah maupun terhadap alat  indera dan budi   yang  digunakan untuk   mencapai ilmu.
-          Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun  masih  terbuka untuk  dibuktikan kembali.



B.      TEKNOLOGI

Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan  (body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
Teknologi  memperlihatkan  fenomenanya  dalam  masyarakat  sebagai  hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup  teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya  berjudul "The Tech­ nological Society" (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun arti atau maksudnya sama.
Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas motode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan  tingkat  perkembangan)  dalam  setiap  bidang akti.vitas manusia.
Dengan berkembang pesatnya teknologi komputer dan teknologi satelit ruang angkasa, maka diperoleh  pengetahuan baru dari hasil kerja kedua produk teknologi tersebut. Luasnya bidang teknik, digambarkan oleh  Ellul sebagai berikut  :
-          Teknik meliputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri.
-          Teknik meliputi bidang organisasi seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
-          Teknik meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan, kerja, olahraga, hiburan dan obat-obatan.
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi  Barat, yang sering  masuk dengan ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah  :
-          Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dan lain-lain, sehingga lebih akrab dengan  kaum  elit daripada dengan buruh itu sendiri.
-          Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
-          Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.


C.      ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
         Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
         Apa yang dihasilkan oleh  ilmu  pengetahuan seperti sekarang ini, merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk  artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuwan yang  diakui secara umum dan universal sifatnya. Oleh karena itu  ilmu dapat  diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu  teori  yang  sudah  mapan suatu saat  dapat  ditumbangkan oleh teori lain Ilmu sebagai ilmu,  karena  ilmu  selain universal, komunal, juga alat menyakinkan sekaligus dapat  skeptis, tidak begitu saja mudah menerima kebenaran.
Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai atau moral, berasal dari  ekses penerapan ilmu  dan  teknologi sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan  :
-          Golongan  yang  menyatakan  ilmu  dan  teknologi  adalah bersifat netral terhadap nilai-nilai baik  secara  ontologis maupun secara aksiologis, soal penggunaannya terserah  kepada si ilmuwan  itu sendiri, apakah digunakan untuk tujuan baik atau tujuan buruk.
-          Golongan yang  menyatakan bahwa  ilmu  dan  teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada  asas-asas moral atau nilai-nilai.
Dampak dari perkembangan pesat ilmu dan teknologi lebih banyakdirasakan di negara-negara dunia  ketiga  (berkembang), dirasakan ilmu dan  teknologi menguasai manusia, kebudayaan dan  alam  sendiri.


D.      KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi  kebutuhan  hidup yang pokok. dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila  pendapatan tidak cukup  untuk memenuhi  kebutuhan  hidup yang paling pokok  seperti  pangan,  pakaian,  tempat  berteduh,  dll. (Emil Salim, 1982).
Kemiskinan  merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,  sebagai inspirasi  dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi  fun­ damental  dari  cita-cita menciptakan masyarakat adil  dan  makmur.
mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri  sebagai  berikut :
-          tidak  memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dsb.
-          tidak   memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk  memperoleh tanah  garapan atau modal usaha.
-          tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus  membantu orang tua  mencari tambahan penghasilan.
-          Kebanyakan tinggal di desa  sebagai pekerja bebas (self   employed), berusaha apa  saja.
-          banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Secara analog dapat ditentukan pola-pola relasi dalam bidang ekonomi. Kesemuanya merupakan substruktur atau  subsistem dari  struktur  dan  sistem kemasyarakatan yang berlaku yangm endasari masalah-masalah kemiskinan. Dengan demikian kemiskinan berkaitan langsung dengan sistem kemasyarakatan secara menyeluruh, dan bukan  hanya  masalah  ekonomi  atau politik  atau sosial-budaya.
Kalau kita menganut teori  fungsionalis dari  statifikasi (tokohnya Davis), maka kemiskinanpun memiliki sejumlah fungsi yaitu  :
-          Fungsi ekonomi  : penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas   (masyarakat pemulung).
-          Fungsi sosial      : menimbulkan altruisme (kebaikan spontan) dan  perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup  bagi  si kaya,  sebagai ukuran kemajuan bagi  kelas   lain  dan  merangsang munculnya badan   amal.
-          Fungsi cultural  : sumber inspirasi  kebijaksanaan  teknokrat dan  sumber inspirasi   sastrawan  dan   memperkaya  budaya saling  mengayomi antar sesama  manus1a.
-          Fungsi politik     :  berfungsi  sebagai  kelompok  gelisah  atau   masyarakat marginal untuk   musuh    bersaing bagi  kelompok lain.
Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti menyetujui lembaga tersebut. Tetapi, karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.

E.       KESIMPULAN
Judul "Ilmu  Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan" memberi  petunjuk adanya sesuatu yang inheren, mungkin permasalahannya ialah  adanya kontinuitas dan  perubahan, harmoni  atau  disharmoni. Tidak  mustahil  ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, dan  dapat  melibatkan perdebatan semantika.
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya). Dengan demikian wajarlah apabila menghadapi masalah yang kompleks ini, memerlukan studi mendalam dan analisis interdisipliner kalau tidak mau mencampuradukkan unsur-unsur  sintesis dengan  sintesisnya  sendiri.


Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com